Monday, April 9, 2012

Orang Terkaya

Ada sebuah fakta menarik dari sekolah kehidupan Indonesia. Faktanya  bahwa orang-orang yang paling kaya di negeri ini ternyata bukanlah mereka yang suka berbicara tentang cara-cara cepat menjadi kaya. Dan mereka yang sering beriklan di media massa menawarkan gagasan gagasan  brilian untuk menjadi kaya, ternyata tidak satu  pun yang termasuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia.
Fakta ini dilaporkan oleh Harian Kompas, 31 Juli 2007, halaman 17. Isinya tentang 150 orang terkaya di Indonesia, dan kekayaan pejabat publik, pengusaha yang jadi pejabat publik, di luar daftar 150 orang terkaya.

Dalam daftar pengusaha yang jadi pejabat publik, dua nama

teratas adalah Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, dengan kekayaan 16,6 juta dollar AS, disusul Fahmi Idris, Menteri Perindustrian saat ini. Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kekayaan 516.000 dollar AS atau Rp 4,6 miliar per tahun 2004. Salinan daftar yang dimuat Kompas adalah sebagai  berikut:

Memikirkan nama-nama orang terkaya yang muncul dalam daftar di atas, dikaitkan dengan maraknya seminarseminar tentang ilmu menjadi kaya di Indonesia satu dekade terakhir, saya mencoba menarik sejumlah pelajaran untuk diri sendiri.

Pertama, jalur menuju daftar orang terkaya agaknya memang dunia usaha, dunia bisnis, dunia perdagangan. Para pejabat publik yang kaya raya pun kita temukan adalah mereka yang datang dari dunia usaha, bukan pegawai negeri yang merintis karier dari bawah, bukan pula kaum profesional dengan keahlian  spesifik di bidang tertentu di luar dunia usaha. Dengan demikian, jika menjadi kaya adalah tujuan yang dianggap paling bermakna dalam hidup, maka pilihan untuk berkiprah dalam dunia usaha adalah pilihan yang masuk akal.

Kedua, orang-orang yang mengajarkan tentang ilmu menjadi kaya, ternyata tidak datang dari kelompok yang paling kaya. Mereka datang dari kelompok yang sedang berusaha menjadi lebih kaya, dari kelas menengah yang memiliki ambisi luar biasa. Mungkin ini juga bisa diartikan bahwa orang tidak bisa menjadi sungguh sungguh kaya dengan mengandalkan keterampilan berbicara saja. “Bisnis bicara” tidak membuat orang menjadi yang terkaya di negaranya. Bahkan “bisnis bicara” oleh sebagian kalangan tidak dianggap bisnis dalam arti sesungguhnya. Hanya jika “bisnis bicara” dilengkapi dan dilanjutkan dengan kegiatan usaha dalam skala industri atau konglomerasi tertentu (tembakau, consumer goods, properti, pertanian, pertambangan, media, dsb), maka posisi terkaya dimungkinkan untuk diraih.

Ketiga, kelompok masyarakat yang masuk dalam daftar orang terkaya tidak suka berbicara tentang cara cara cepat menjadi kaya. Sebagian malah kita dapatkan sebagai orang-orang yang tidak fasih berbicara, atau setidaknya suka menghindari kesempatan untuk berbicara di muka umum. Dalam arti tertentu mereka mungkin memang menganggap kemampuan berbicara  yang menduga orang-orang kaya tak banyak berbicara untuk publisitas karena publisitas sering membuat mereka mendapatkan masalah.  Karena itu, mereka lebih suka membayar pihak tertentu, kaum profesional, untuk berbicara untuk dan atas nama mereka.

Keempat, soal pencitraan dalam masyarakat. Sungguh menarik bahwa mereka yang masuk dalam daftar orang terkaya itu bukanlah orang-orang yang dicitrakan kaya raya oleh media massa. Sebagian malah berusaha untuk tidak dikenal sebagai orang kaya raya, dengan alasannya masing-masing. Sementara orang-orang tertentu yang rajin berbicara soal ilmu menjadi kaya, justru terkesan berupaya keras mencitrakan diri mereka sebagai orang yang sungguh-sungguh kaya dalam pandangan masyarakat. Yang terakhir ini memanfaatkan publisitas media massa untuk membangun citra tersebut. Dan dengan citra semacam itulah mereka menarik keuntungan untuk memperkaya dirinya.

Empat pelajaran sesuai dengan pemikiran Stephen Covey mengenai character ethics dan personality ethics. Menurut Covey, sejak Amerika menyatakan kemerdekaannya di tahun 1776, ajaran-ajaran yang berkembang dalam masyarakat utamanya bertumpu pada pentingnya pengembangan karakter (kerja keras, antusias, tulus, rendah hati, tekun, dsb) untuk meraih sukses. Hal ini berjalan sampai 150 tahun. Lalu, di pertengahan tahun 1920-an, dan hampir bersamaan dengan terjadinya masa depresi besar, berkembanglah ajaran-ajaran yang mengutamakan teknik-teknik human relations dan public relations, serta positive mental attitude. Pada masa itulah soal soal pencitraan, yakni personality ethics, menjadi lebih didahulukan ketimbang karakter yang sesungguhnya.

Ajaran-ajaran mengenai ilmu menjadi kaya dalam waktu cepat tumbuh menjamur, menjadi semacam “hiburan” atau “candu” bagi masyarakat yang didera penderitaan karena kemiskinan dimana-mana.

Sumber : apli.or.id

Selanjutnya Daftar Isi BLOG

1 comment:


  1. Ayo Gabung bersama kami di DOMINO206(.)net
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Kami hadirkan permainan Terbaik dari DOMINO206 permainan
    dalam website
    Pusat Game Domino ONline Terpercaya Se-Asia
    Hanya cukup menggunakan 1ID saja anda sudah bisa menikmati 8 game Populer
    Tunggu apa lagi silahkan Registrasi diri anda bersama kami.
    Dan nikmati kembali BONUS REFFERAL terbesar 15% untuk anda.
    Untuk lebih informasi lebih lanjut kalian bisa langsung berdikskusi
    langsung dengan CS handal.
    MInimal Deposit 20rb
    Minimal Witdraw 20rb

    BBM : 2BE3D683 / E3EE3B63
    WA : (+85587480626)
    LINE : DOMINO206
    IG : domino_206


    Link Alternatif
    - domino206.net
    - dominopelangi.net
    - pelangidomino.com

    Bank: BNI, BCA, BRI, MANDIRI dan DANAMON
    Pusat Game:Bandar66|BandarQ|AduQ|Bandarpoker|CapsaSusun|
    Domino99|Poker|Bandarsakong|

    $$$$ DOMINO206.NET $$$$
    #Poker
    #AduQ
    #BandarPoker
    #BandarQ
    #CapsaSusun
    #Domino99
    #Sakong
    #Bandar66
    #DPMinim
    #WDBesar

    ReplyDelete